Kuansing, Riau - Harga Tandan Buah Sawit (TBS) saat sekarang ini sangat jauh merosot tajam, bila dibandingkan sebulan lalu. Karena tidak sebanding dengan harga pupuk, dan tentu saja semakin menjerit bagi petani sawit itu sendiri.
Kondisi rendahnya harga sawit, ini terjadi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Salah satunya terdapat di PKS PT. Tamora Agro Lestari (PT. TAL), Desa Serosah Kecamatan Hulu Kuantan, yang berkisar antara Rp 1.600/kilogram sampai Rp 1.900/ kilogram.
Baca juga:
Tony Rosyid: Siapa Pasangan Ideal Anies?
|
Hal ini diketahui saat kunjungan kerja DPRD Kuantan Singingi, Kamis (12/5/22) ke PKS PT TAL yang dipimpin Ketua DPRD DR. Adam, SH, MH, Ketua Badan Kehormatan (BK) Muslim, S.Sos, M.Si, Ketua Komisi I Gamal Harsum, Ketua Komisi II Drs. H. Darmizar, Ketua Komisi III Romi Alfisah Putra, SE, dan anggota DPRD Hamzah Halim, Hendri Yupet serta Arpison.
Menurut Kepala Tata Usaha (KTU) PT Tamora Agro Lestari (PT TAL), Widy P. Yanto mengatakan bahwa harga sawit di PKS PT TAL saat ini, sekitar Rp 1.600 - Rp 1.900/ kilogram.
Secara kualitas memang berbeda soal harga tandan buah sawit (TBS)." Jadi ada perbedaan harga, antara sawit di kebun masyarakat dengan sawit di kebun plasma, " ujarnya.
Rendahnya harga sawit di PKS PT TAL, tentu saja mendapat tanggapan dari Ketua DPRD Kuansing, DR. Adam SH. MH bersama anggota DPRD. Sebab berdasarkan harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau, melalui Dinas Perkebunan sekitar Rp 2.600/kilogram.
" Harga sawit di PKS PT. TAL sangat rendah dan jauh dari harga yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau, melalui Dinas Perkebunan (Disbun) yang menetapkan sebesar Rp 2.600/kilogram, sedangkan PT. TAL paling tinggi hanya Rp. 1.900 bahkan ada seharga Rp. 1.600/ kilogram, " ungkap Ketua DPRD Kuansing DR. Adam, SH. MH,
Oleh karena itu, katanya, harus samakan harga buah sawit di seluruh PKS yang ada di Kuansing, dan jangan ada perbedaan antara sawit plasma dengan kebun masyarakat, " katanya.
Rendahnya harga sawit di PKS PT TAL, juga dipertanyakan oleh Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kuansing, Muslim, S.Sos. M.Si. "Kenapa PT. TAL hanya membeli seharga Rp 1.900/ kilogram, dan ini terdapat selisih harga Rp 7.000/kilogram, dan lagi ada pula perbedaan harga sawit di kebun masyarakat dengan plasma, " ujarnya kesal.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Kuansing Drs. H. Darmizar yang menilai harga sawit di PKS PT TAL Rp 1.900/kilogram, sangat jauh berbeda dan tidak ada persamaan harga yang ditetapkan oleh Pemprov Riau.
Baca juga:
Tony Rosyid: Gagal Dipukul, Anies Dirangkul
|
" Harga dari Pemprov Rp 2.600/kg, oleh karena itu kami minta harus ada patokan harga, dan jangan sampai ada sekehendak hati pihak perusahaan saja, atau mau tidak mau, " Ketua DPC PPP Kuansing tersebut.
Setiap harga sawit, wajib dilaporkan ke pihak Disbun dan Apkasi, tetapi kenapa soal harga tidak mengikuti harga yang telah ditetapkan oleh Disbun. " Apakah pihak perusahaan tidak memperhatikan, adanya keseimbangan harga TBS dengan pupuk, " sebutnya.
Ketua Komisi III DPRD Romi Alfisah Putra, SE meminta kepastian tentang harga, kenapa pihak perusahaan masih menetapkan harga dibawah yang ditetapkan oleh Disbun.
" Tolong sesuaikan harga, dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, jangan hanya menetapkan harga sendiri sendiri (sekehendak hati), " ujarnya.
Sedangkan politisi Demokrat Hamzah Halim menilai, pihak perusahaan mengharapkan 100% agar tbs masyarakat, dapat ditampung di PKS. Tetapi masyarakat juga menginginkan agar harganya sesuai dengan ketetapan pemerintah. (Replizar)****